Tuesday 17 September 2019



kutil di kelamin, Penyakit yang bikin Stress



Konsultasi dan Pemesanan hubungi:



telkomsel: 0813-9000-3017

xl: 0877-3676-6326

Indosat: 0857, 9943, 4743



Kutil di kelamin seringkali dianggap sebagai penyakit kelas dua yang tak membutuhkan penanganan secara khusus. Ia dapat tumbuh di daerah mana pun pada kulit.



Meski lazimnya tidak membahayakan, kutil yang tumbuh di daerah genital bisa memicu ragam masalah psikologis bagi penderitanya.



Pada 2012, WHO memperkirakan terdapat lebih dari 89 ribu kasus kutil di kelamin didiagnosis setiap hari di dunia. Angka tersebut setara dengan jumlah 1 kasus baru setiap detik. Dalam dunia medis, tantangan paling besar untuk menyembuhkan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) ini adalah keengganan berobat karena rasa malu.



Fenomena ini sempat dikisahkan melalui penuturan dokter spesialis kulit dan kelamin,



 Sepanjang ia berpraktik, banyak pasien mulanya berkonsultasi soal perawatan kulit secara general.



Baru kemudian, mereka buka suara soal gejala kutil kelamin yang dialami. Itu pun ditambah embel-embel kalimat pembelaan bahwa mereka hanya berhubungan seksual secara monogami.



“Pasien sangat takut terstigma. Padahal, dokter tidak akan memberi label pada pasien. Jadi seharusnya tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri,”





Persoalan ini bertambah pelik ketika penderita dihadapkan dengan minimnya informasi gejala kutil kelamin.



Penyakit ini umumnya tidak memiliki gejala sama sekali, selain gejala klinis berupa tonjolan pada kulit seperti kutil yang menyerupai kembang kol. Itu pun rerata kutil tumbuh sangat lembut dan tidak terdeteksi secara kasat mata.



Pada pria, penyakit ini muncul di daerah penis dan sekitarnya. Pada perempuan, ia bisa tumbuh di dalam maupun luar vagina, area sekitar vagina, juga pada leher rahim (serviks). Pada beberapa kasus, ia menimbulkan sensasi terbakar, perih, gatal, atau nyeri.



Kutil kelamin dapat berkembang dalam waktu singkat dan bisa ditularkan hanya melalui kontak kulit. Secara umum, penyakit tersebut menular lewat aktivitas vaginal, anal, maupun oral, tanpa perlu adanya penetrasi. Namun, ia juga bisa ditularkan lewat kontak langsung terhadap kulit yang tidak terlindungi, misalnya dari ibu kepada bayinya saat persalinan atau pada area genital yang tidak tertutup kondom pada kulit pasangan.





Kutil kelamin tak cuma menjadi masalah kesehatan genital semata. Ia juga lazim mempengaruhi aspek psikis pasien, di antaranya menghadirkan rasa cemas, marah, hingga stres.



Apalagi ketika penyakit ini disembunyikan dari pasangan. Ia berpotensi merusak hubungan karena selama menjalani masa pengobatan, pasien dilarang untuk melakukan aktivitas seksual. Pada penderita perempuan, kutil kelamin dapat memicu hadirnya penyakit baru berupa kanker serviks, kanker anogenital, dan orofaring.



“Kutil kelamin baru muncul selang beberapa minggu atau bulan setelah kontak seksual dengan orang yang terinfeksi,”



Beberapa kutil kelamin dapat dihilangkan dengan teknik pembekuan, pembakaran, laser, atau operasi. Setelah dinyatakan selesai dari terapi pengobatan, pasien tetap diminta melakukan kontrol. Terdapat risiko kekambuhan penyakit karena sisa virus yang masih bercokol di kulit. Dari 100 ribu kasus kutil kelamin, terdapat 110 kasus berulang pada perempuan, sementara pada laki-laki jumlahnya mencapai 163 per 100 ribu kasus.



Lihat: https://youtu.be/bDN2jX3rE-8









https://www.youtube.com/watch?v=gfuL2qXSjf4


0 comments:

Post a Comment